Penggabungan IP Multicast dan PSVP
Internet telah digunakan sebagai
meida yang cukup handal untuk transmisi data dengan batasan delay yang hampir
atau bahkan tidak ada. Protokol TCP/IP telah didesain untuk trafik jenis ini dan
dapat bekerja dengan baik Meskipun demikian, trafik multimedia yang telah
dikompromikan dengan potensial penggunaan trafik multicast, mempunyai karakteristik yang berbeda dan
pertimtaan yang lebih baik sehingga diperlukan penggunaan protocol yang berbeda
untuk mendukung pelayanannya. Misalnya : jika penerima harus menunggu untuk
transmisi ulang TCP, maka dimungkinkan akan ada waktu jeda yang tidak dapat
diterima, misalnya pada real-time data seperti audio, video atau data-data lain
yang sensitive terhadap delay.
Mekanisme kontrol TCP , “Slow
start”, dapat menginterferensi data audio dan video pada palyout rate. Ketika
tidak ada diagram path yang tetap untuk aliran melalui internet, maka tidak ada
mekanisme yang dapat menjamin tersedianya bandwith yang diperlukan untuk data
multimedia antara pengirim dan penerima, jadi kualitas dari layanan tidak dapat
dijamin. Sebagai tambahan lagi TCP tidak dapat mendukung timing informasi yang
merupakan keperluan yang kritis utnuk mendukung multimedia.
Aplikasi-aplikasi multimedia dapat
menjadi awal dari kompleksitas TCP dan digunakan didalam transport framework
yang sederhana. Kebanyakan algoritma playback tidak dapat mentolelir adanya
kehilangan data yang lebih banyak dari lengthy delay yang disebabkan oleh
transmisi ulang dan juga tidak dapat sebagai jaminan dalam pengantaran data
secara sequensial. Beberapa macam protocol telah dikembangkan untuk memperbaiki
arsitekture internet dan menigkatkan dukungan untuk aplikasi multimedia,
seperti audio, video, dan konfrensi interaktif multimedia. Protokol-rotokol
yang dikembangkan tersebut misalnya RTP, RTCP, RSVP dan RTSP. Protocol
berorientasi real-time didesain untuk dapat digunakan secara multicast atau
unicast pada pelayanan jaringan. Sejak beberapa aplikasi real-time dapat
memelihara jaringan dan resource server dengan menggunakan IP Multicast, Maka
keperluan dan karakteristik khusus harus dipertimbangkan dalam perancangan
protocol. Seperti : scalability, multicast routing, dan akomodasi pada penerima
dengan jumlah banyak dan heterogen.
Dengan mengikuti diskusi-diskusi
tentang beberapa protocol yang digunakan untuk aplikasi multimedia secara
real-time, dapat dilihat bahwa keandalan
IP Multicast sangat dipertimbangkan. Keandalan pengantaran data diperlukan oleh
beberapa aplikasi real-time maupun aplikasi non-real-time. Pada pelayanan
unicast IP, deteksi dan koreksi kesalahan dalam layer TCP sangat mendukung
keandalannya. Untuk keandalan multicast, pendekatan baru dalam tracking
acknowledgment dan deteksi dan koreksi kesalahan telah diterapkan, ketika
sebuat IP multicast terkirim pada beribu-ribu penerima.
Resource Reservation Protocol (RSVP)
Resource Reservation Protocol
(RSVP ) adalah sebuah resource reservation setup protocol yang didesain untuk
diintegrasikan pada pelayanan internetworking. Sebuah aplikasi memerlukan RVSP
untuk meminta end-to-end QoS yang spesifik untuk streaming data. RVSP bertujuan untuk secara efisien men-setup
jaminan resouce reservation QoS yang dapat mendukung routing protocol unicast
dam multicast dan dapat ditempatkan pada pengantara dalam group multicast yang
besar. RSVP telah didefinikan pada IETF.
Format header RSVP dapat dilihat
pada ilustrasi berikut
4
|
8
|
16
|
32
bits
|
Ver
|
Flags
|
Message
type
|
RSVP
checksum
|
Send
TTL
|
(Reserved)
|
RSVP
length
|
RSVP header structure
Message type Possible
values are:
1
|
Path.
|
2
|
Resv.
|
3
|
PathErr.
|
4
|
ResvErr.
|
5
|
PathTear.
|
6
|
ResvTear.
|
7
|
ResvConf.
|
Sebuah host penerima mengunakan RSVP
untuk meminta sebuah QoS yang spesifik dari jaringan untuk melakukan pengiriman
straming bagian data dari sumber data. Dasar dari RSVP reservation meminta
spesifikasi untuk end-to-end Qos yang dibutuhkan. (misalnya peak/average
bandwitg dan delay bounds) dan definisi dari set data paket untuk menerima Qos.
RSVP berguna untk lingkunngan dimana Qos reservation data didukung oleh
kelokasi resource daripada apenambahan resource. Untuk multicast, sebuah host
mengirimkan pesan IGMP untuk bergabung dalam sebuah group host dan kemudian
megirimkan pesan RSVP untuk mencadangkan resource selama mengirimkan data pada
group tersebut.
IGMP (Internet Group Management
Protocol) digunakan oleh IP host untuk melaporkan anggota group host-nya kepada
beberapa mulcast router tetangga secara cepat. IGMP merupakan bagian dari IP.
IGMP harus diimplementasikan oleh semua host yang besesuaian dengan spesifikasi
level 2 dari IP multicast. Pesan-pesan IGMP tercakup dalam datagram IP, dengan
IP protokol nomer 2 (Compliant with IETF RFC1112, Aug
1989.)
Format dari Paket IGMP dapat
ditunjukanan pada ilustrasi berikut ini
4
|
8
|
16
|
32 bits
|
Ver
|
Type
|
Unused
|
Checksum
|
Group address
|
IGMP packet structure
RSVP mendukung akses pada pelayanan
internetworking yang terintegrasi, dimana host dan network bekerja untuk
mencapai penjaminan kualitas pengiriman end-to-end. Semua host, router dan
komponen lain dalam infrastruktur elemen jaringan antara pengirim dan penerima
harus mendukung RSVP. Tiap-tiap elemen jaringan ini mendacangkan resource sistem, seperti bandwith, CPU dan
buffer memory, untuk memenuhi permintaan QoS. Hal inilah yang diharapkan,
meskipun demikian, akan memerlukan biaya tambahan pada ISP untuk mencadangkan
resource-nya untuk RSVP QoS Reservation. Pendekatan untuk penanganan reservasi
bandwith dan pembayaran melalui beberapa carrier network masih perlu
didefinikan lebih lanjut.
Kontrol RSVP QoS memerlukan
pesan-pesan yang dikirmkan untuk mencadangkan resource sepanjang semua node
(router dan host) selama pencadangan pengantaran pada penerima. Perlu
diperhatikan bahwa RSVP merupakan inisiatif dari penerima, RSVP meminta
resource hanya dalam satu arah. Untuk multicast, permintaan reservasi
memerulakan hanya pada perjalan pada sebuah point dimana permintaan ini
digabungkan dengan reservasi yang lain untuk straming sebuah sumber data.
Perancangan pada sisi penerima diorientasikan pada akomodasi group multicast
yang banyak dan anggota group yang dinamik.
Penggabungan IP Multicast dan RSVP request dapat dilihat
pada ilustrasi berikut ini
![]() |
Dari illustrasi diatas dapat dilihat
bahwa permintaan RSVP receiver 5
digabungkan pada router multicast 3 (MR 2) dengan sebelumnya permintaan RSVP
dibuat oleh receiver 2. permintaan ini
tidak melalui MR 1.

Manajemet Trafik IP Multicast
IP Multicast telah membuat
beberapa aplikasi untuk dapat mengurangi secara signifikan kebutuhan resource
jaringan dan untuk diterapkan pada skala level yang lebih tinggi. Sebagai contoh, aplikasi dengan melakukan broadcast informasi
ke ribuan penerima dalam sebuah jaringan
dapat menggunakan keaandalan multicast untuk mengurangi beban jaringan.
Pelayanan yang handal dapat menjamin
pengirim bahwa semua paket dapat diterima dengan baik oleh semua penerima.
Pengantaran yang handal dibutuhkan oleh beberapa aplikasi real-time maupun
aplikasi non-relatime. Dalam area aplikasi real-time, seperti konferensi data,
servis web, dan aplikasi broadcast data, memerlukan pelayaan yang handal.
Manajemen trafik jaringan telah
berkembang dalam area yang kompetitif, baik untuk kepentingan penelitian
ataupun untuk kepentingan komersial. Dan pada saat ini telah banyak ditekankan pada
manajemen trafik unicas, dengan meninggalkan pertimbangan untuk mengembangkan
manajement trafik multicast, padahal manajemen trafik multicast tidak kalah
pentingnya dengan manajemen trafik unicast. Tantangan yang dihadapi dalam
menajemen jaringan multicast adalah menejemen jaringan multicast memerlukan
mendekatan, peralatan dan strategi yang berbeda. Meskipun demikian teknik yang
sama pada pendekatan manajemen trafik unicast dapat diterapkan pada manajemen
trafik multicast, perbedaan yang mendasar dalam cara pandang komunikasi unicast
dan multicast merupakan alasan bahwa diperlukan pendekatan yang berbeda dalam
manajemen trafik multicast.
Apa arti dari manajemen multicast ?
Tujuan dari menejemen jaringan
adalah untuk dapat mengorganisasikan dan mendapatkan informasi yang penting
tentang jaringan termasuk protokol yang ada pada jaringan, pengalamatan, aliran
data, statistik, dan yang lebih spesial adalah anomali pada jaringan. Dengan
data-data ini maka seseorang tampa pengetahuan yang mendalam tentang jaringan
dapat melakukan monitoring operasi jaringan, dengan mudah dapat
mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada jaringandengan mudah
menyelesaikan masalah sesuai dengan informasi yang didapat.
Manajemen jarigan pada trafik
multicat mempunyai beberapa persamaan dengan trafik unicast, tapi bagaimanapun,
trafik adalah trafik, pasti tetap akan ada perbedaan. Dasar dari perbedaan ini
adalah fakta yang sederhana bahwa trafik multicast dapat ditujukan pada
beberapa penerima. Dengan multicast, level dari abstraksi pembawa menjadi
sangat penting karena tambahan kompleksitas berhubugan degan pengantaran paket
pada beberapa penerima. Dalam memanajemen atau memonitor koneksi antari dua
use, multicast dimungkinkan pada group yang sangat besar. Dan dalam memenejemen/memonitor
link dalam sebuah path, multicast dapat diorganisasikan dengan manajemen tree.
Manejemen jang sukses berarti
dapat menjawab dengan benar beberapa pertanyaan, mengumpulkan data yang benar
dan menggambarkan dengan baik kesimpulan tentang problem dan peristiwa yang
terjadi. Beberapa pokok pemikiran yang penting diperlukan untuk membagi manajemen multicast kedalam
beberapa kategori. Beberapa kategori dan pertanyaan tersebut adalah
- Berapa total jumlah multicast trafik yang melalui beberapa links dalam jaringan ?
- Bagaimana trafik yang banyak itu masuk dan keluar dari jarigan ?
- Berapa jumlah group dan anggota group yang ada dalam jaringan ?
- Group atau sumber yang mana dalam sebuah group yang bertanggung jawab untuk melompat pad trafik multicast ?
- Jika trafik memjadi terlalu pada pada sebagian jaringan, bagaimana trafik itu dapat dibatasi ?
Pengamatan unjukkerja
- Apakah ada kehilangan data yang berarti pada link jaringan ?
- Apakahk ada beberapa link yang macet/padat pada saat trafik multicast ?
- Apakah ada router yang kekurangan resource (CPU atau Memory) pada saat trafik multicast ?
Perencanaan kapasitas
- Bagaimana komposisi unicast dan multicast pada jaringan ?
- Bagaimana jumlah dan penggunaan trafik multicast ?
- Apa yang menggunakan trafik multicast pada jaringan ?
- Bagaimana penambahan biaya pelayanan multicast pada penggunaan jaringan ?
Deteksi kesalahan
- Adakan host penerima pada jaringan yang meneriman trafik multicast yang diharapkan untuk menerima trafik ?
- Apakah trafik multicst hanya untuk link jaringan yang diperlukan untuk mencapai sebuah group penerima (apakah ada multicast black hole ) ?
- Apakah ada penerima pada group multicast yang tidak sama dengan penerima yang lain ?
Isolasi Kesalahan
- Pengguna X hanya menanggil dan tidak menerima trafik untuk multicast group, Mengapa tidak ?
- Pengguna Y hanya memanggil dan mengatakan bahwa trafik diterima, tapi anggota group yang lain tida dapat melihat user Y adalah sumber trafik, mengapat tidak ?
Mbone
Mbone (Multicast Backbone) merupakan
infrastruktur jaringan internet yang digunakan untuk menyalurkan multicast data
pada pengguna internet. Mbone merupakan jaringan virtual yang ditempatkan pada
jaringan internet.
Pada saat ini banyak
sekali peralatan yang dapat digunakan untuk manajemen jaringan multicast dan
Mbone. Beberapa peralatan yang dapat ditemukan di WWW adalah
·
Mrinfo:
menunjukkan informasi multicast tunnel dan router
·
Mtrace:
melalukan trace untuk multicast path
antara dua host .
·
RTPmon:
menampilkan koleksi dari hilangnya pengiriman dari pesan RTCP.
·
Mhealth:
memonitor topologi tree dan statistic kehilangan data.
·
Multimon:
memonitor trafik multicast pada LAN
·
Mlisten: menampilkan informasi anggota group mulitcast

Teknologi Jaringan Akses xDSL
Internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan
komunikasi data yang paling populer di planet ini. Pada lima tahun lalu, trafik
telnet dan World Wide Web merupakan jenis-jenis
trafik dominan. Akan tetapi, bentuk layanan yang ditawarkan Internet semakin
beragam. Pengguna Internet mulai menggunakan aplikasi-aplikasi “pembunuh”,
seperti video conference, telemedicine,
distance learning, dan layanan-layanan lain yang banyak menghabiskan bandwidth.
Akan tetapi,
teknologi Modem konvensional saat ini yang mempunyai rate maksimum 56 kbps tentu saja tidak dapat mengakomodasi
layanan-layanan baru ini. Para pengguna Internet menginginkan kapasitas
transfer data yang lebih besar agar dapat menggunakan aplikasi-aplikasi
Internet secara wajar. Oleh karena itu,
teknologi xDSL saat ini merupakan sebuah alternatif terbaik yang cocok
diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di subscriber lines.
DSL (Digital Subcriber Lines)
Digital Subscriber Lines sebagai teknologi transmisi sebenarnya
dibangun untuk ISDN (Integrated Services
Digital Network) Basic Rate Access
Channel. Nama DSL digunakan untuk
untuk mendiskripsikan teknologi transmisi atau physical layer untuk ISDN Basic
Rate Access Channel. Saat ini, DSL, atau disebut juga xDSL digunakan
sebagai penamaan umum untuk semua jenis sistem DSL.
Transmisi full-duplex pada jaringan telepon 2 kawat, menggunakan 3
macam metode :
1.
Frequency Division Multiplex (FDM)
2.
Time Compression Multiplex (TCM)
3.
Echo cancellation (EC)
Perbedaan pendapat di antara metode TCM dan EC untuk transmisi DSL
masih berlangsung hingga saat ini. Isu utama yang diperbandingkan yaitu tentang
rugi-rugi transmisi, echo level,
kompatibilitas dengan sistem lain, dan kompleksitas sistem. Secara garis besar,
sistem TCM kelebihannya tidak membutuhkan echo
canceller, sebagai pemisah transmisi yang berbeda arahnya yang terjadi pada
suatu waktu. Tetapi dengan berkembangnya teknologi Very Large Integrated Circuit (VLSI), maka untuk merealisasikan echo canceller menjadi bisa lebih
ekonomis. Sistem EC berpotensi lebih kompleks, menggunakan 50 % bandwidth transmisi lebih sedikit daripada pesaingnya.
HDSL (High Data-Rate Digital Subcriber Lines)
HDSL merupakan
sebuah sistem yang lebih baik untuk mengirimkan T1/E1 melalui saluran kawat
twisted-pair. HDSL memerlukan bandwidth yang lebih kecil dan tidak memerlukan
repeater. Dengan menerapkan teknik modulasi yang lebih baik, HDSL dapat
mengirimkan data dengan transfer rate 1,544 Mbps atau 2,048 Mbps hanya dengan
bandwidth sekitar 80 kHz hingga 240 kHz atau lebih kecil jika dibandingkan
dengan yang diperlukan oleh AMI.
HDSL dapat
menyalurkan data pada kecepatan tersebut di atas pada saluran 24 AWG sepanjang
12 kft ,biasa disebut CSA (Carrier
Serving Area), dan memerlukan 2 pasang saluran kawat untuk T1 dan 3 pasang
saluran untuk E1 yang masing-masing bekerja pada
atau
kecepatan total.


SDSL (Single-Line Digital Subcriber Lines)
SDSL merupakan
jenis lain dari HDSL. SDSL hanya memerlukan sepasang kawat saluran saja untuk
menyalurkan POTS dan T1/E1. Kelebihan utama SDSL dibandingkan dengan HDSL
adalah mudah diterapkan di setiap pelanggan karena hanya memerlukan satu
saluran telepon biasa. Kekurangannya adalah hanya dapat digunakan pada saluran
sepanjang 10 kft.
ADSL (Asymmetric Digital Subcriber Lines)
ADSL merupakan
perkembangan selanjutnya dari HDSL. Seperti namanya, ADSL mentransmisikan data
secara asimetrik, yaitu kapasitas transmisinya berbeda antara saat downstream (dari jaringan ke pelanggan)
dan saat upstream (dari pelanggan ke
jaringan). Kapasitas downstream lebih
tinggi daripada kapasitas upstream.
Ada beberapa alasan mengenai transmisi datanya yang asimetrik, antara lain
karena kebutuhan kapasitas transmisinya, sifat saluran transmisi, dan sisi
aplikasinya.
Kebutuhan kapasitas
yang tidak perlu sama dapat dilihat dari kebiasaan yagn ada sampai saat ini,
yaitu biasanya para pelanggan (misalnya pelanggan layanan Internet) hanya
memerlukan pengambilan data (download)
dari penyedia informasi. Jika informasi yang diambil tersebut berupa informasi
multimedia (atau apapun yang memiliki ukuran data yang relatif besar), seharusnya
diperlukan saluran transportasi dengan kapasitas yang besar untuk keperluan download tersebut.
Di sisi lain,
pelanggan jarang sekali melakukan pengiriman data ke jaringan (upload). Jika dilakukan, biasanya hanya berupa
data-data kontrol atau permintaan pelayanan ke penyedia informasi. Data kontrol
ini tidak lebih dari sederetan karakter yang relatif pendek. Oleh karena itu,
hanya diperlukan saluran transmisi dengan kapasitas yagn terbatas. Ada kalanya
pelanggan melakukan upload ke
jaringan dengan mengirimkan data-data yang cukup besar. Akan tetapi, inipun
relatif lebih jarang dilakukan dibandingkan dengan download. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan untuk download jauh lebih
besar daripada keperluan upload. Jika
dipaksakan untuk mempunyai rate yang
sama, hal itu akan membuat bandwidth
menjadi tidak efisien.
Jika dilihat dari
media transmisinya, saluran-saluran transmisi yang ada (saluran telepon) tidak
disalurkan satu per satu ke setiap pelanggan (saluran tunggal), melainkan
beberapa saluran dijadikan satu dalam satu bundel saluran. Biasanya dalam satu
bundel terdapat 50 saluran. Dengan kondisi seperti ini, interferensi
antarsaluran akan sangat mungkin banyak terjadi. Bahkan, jika dalam satu bundel
yang sama terjadi transmisi data pada arah yang berlawanan, sinyal yang
dipancarkan pada satu sisi (sisi bundel kabel) yang memiliki level sinyal yang
masih tinggi akan mengganggu penerima pada sisi yang sama (sisi bundel kabel
yang sama dengan pemancar) dengan level sinyal pada penerima yang lemah sekali.
Kejadian ini disebut NEXT.
Akan tetapi, jika
pada bundel yang sama tersebut sedang terjadi transmisi sinyal pada arah yang
sama dan level sinyal yang ada pada kedua saluran tersebut bisa dianggap sama
kuat, gangguan saluran juga dapat terjadi. Efek gangguannya lebih kecil
daripada NEXT. Kejadian ini disebut dengan FEXT.
Selain itu, jika
pada saluran yang sama ingin dilakukan komunikasi full-duplex, biasanya komunikasi dilakukan dengan mengirimkan kedua
sinyal (sinyal yang dikirimkan dan diterima) dengan memodulasikannya pada
frekuensi pembawa yang sama sehingga akan terjadi yagn disebut dengan echo (sinyal yang sedang dipancarkan
masuk ke bagian penerima kembali atau sinyal sinyal balik). Echo biasanya dapat dihilangkan dengan
rangkaian echo canceller yagn tidak
sederhana.
Dari sisi
aplikasinya, dewasa ini hanya diperlukan aplikasi-aplikasi yang dapat
menyediakan informasi satu arah, misalnya video-on-demand,
home shopping, Internet access, remote
LAN access, dan multimedia access.
Oleh karena itu, dari semua penjelasan di atas, tampaknya akan lebih mudah
untuk membangun sistem ADSL.
VDSL (Very High Data Rate Digital Subscriber Line)
VDSL sebelumnya disebut
sebagai VADSL karena pada awalnya, VDSL hanya dapat mengirimkan data dijital
secara asimetrik seperti ADSL, tetapi dengan kapasitas yang lebih tinggi dari
ADSL dan panjang saluran yang lebih pendek. Belum ada standar yang umum untuk
VDSL. Dari beberapa diskusi yang ada, kapasitas downstream yang umum untuk VDSL adalah 12,96 Mbps (
STS-1; 4,5 kft), 25,82 Mbps (
STS-1; 4 kft), dan 51,84 Mbps (STS-1; 1 kft).


Untuk keperluan upstream, kapasitas tersedia antara 1,6 Mbps hingga 2,3 Mbps.
Istilah VADSL banyak ditentang, terutama oleh T1E1.4, karena menunjukkan
sesuatu yang selalu tidak simetrik. Padahal, banyak yang menginginkan suatu
saat akan benar-benar simetrik. Oleh karena itu, nama VDSL lebih disukai.
Dalam beberapa hal,
VDSL lebih sederhana dibandingkan ADSL. Saluran transmisi yang lebih pendek
pada VDSL menyebabkan hambatan-hambatan pada saluran yang mungkin terjadi pada
saluran yang lebih panjang menjadi dapat ditekan. Oleh karena itu, teknologi transceiver-nya dapat menjadi lebih
sederhana dan kapasitasnya akan 10 kali lebih tinggi. VDSL merupakan sasaran
dari arsitektur jaringan ATM. VDSL memungkinkan terminasi jaringan pasif dan
dapat digunakan pada lebih dari satu modem VDSL untuk digunakan pada saluran
pelanggan, sama halnya dengan sistem telepon analog biasa (POTS).

Pemodelan
Jaringan xDSL
Internet saat ini sudah menjadi sebuah teknologi dan jaringan
komunikasi data yang paling populer di planet ini. Pada lima tahun lalu, trafik
telnet dan World Wide Web merupakan
jenis-jenis trafik dominan. Akan tetapi, bentuk layanan yang ditawarkan
Internet semakin beragam. Pengguna Internet mulai menggunakan aplikasi-aplikasi
“pembunuh”, seperti video conference,
telemedicine, distance learning, dan layanan-layanan lain yang banyak
menghabiskan bandwidth.
Akan tetapi,
teknologi Modem konvensional saat ini yang mempunyai rate maksimum 56 kbps tentu saja tidak dapat mengakomodasi
layanan-layanan baru ini. Para pengguna Internet menginginkan kapasitas
transfer data yang lebih besar agar dapat menggunakan aplikasi-aplikasi
Internet secara wajar. Oleh karena itu,
teknologi xDSL saat ini merupakan sebuah alternatif terbaik yang cocok
diterapkan untuk mempercepat akses transfer data di subscriber lines.
Komponen Sistem DSL
Ada beberapa
perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan-layanan DSL.
Komponen-komponen yang digunakan beserta fungsinya adalha sebagai berikut :
- Transport System
Komponen ini menyediakan interface transmisi backbone
untuk sistem DSLAM (Digital Subscriber
Line Access Multiplexer). Divais ini menyediakan interface, seperti T1/E1, T3/E3, OC-1, OC-3, STS-1, dan STS-3.
- Local Access Network
Local Access Network menggunakan local carrier
inter-CO network sebagai fondasi. Switch
ATM, Frame Relay, dan/atau router dapat digunakan untuk mengakses
jaringan. Saat ini, ATM adalah sistem yang paling efisien.
- Multiservice Digital Subscriber Line Access Multiplexer (DSLAM)
DSLAM yang berada dalam lingkungan CO (central office) digunakan sebagai dasar untuk solusi DSL. DSLAM berfungsi untuk
mengkonsentrasikan trafik data dari berbagai loop DSL yang kemudian akan dikirimkan ke backbone network untuk dihubungkan lagi ke jaringan lainnya. DSLAM
dapatt mengirimkan layanan untuk aplikasi berbasis paket, cell, dan circuit,
seperti DSL ke 10Base-T, 100Base-T, T1/E1, T3/E3, atau ATM.
- DSL Transceiver Unit (ATU-R)
Unit ini digunakan pada sisi pemakai. Koneksi ATU-R
biasanya 10base-T, V.35, ATM-25, atau T1/E1. Alat multiport lain yang mendukung suara, data, dan video juga
memungkinkan. ATU-R tersedia dalam berbagai konfigurasi. Selain sebagai modem
DSL, ATU-R dapat juga digunakan untuk bridging,
routing, TDM multiplexing, dan ATM multiplexing.
- POTS splitter
Divais ini ada pada CO dan pemakai yang memungkinkan loop digunakan untuk transmisi data
kecepatan tinggi dan digunakan juga untuk komunikasi telepon. POTS splitter biasanya mempunyai 2
konfigurasi, yaitu splitter tunggal
untuk pengguna rumah dan mass splitter
untuk CO.
Model Jaringan
Layanan kecepatan tinggi yang diperlukan oleh pelanggan
sebenarnya sudah banyak tersedia, antara lain :
- Layanan IP/LAN, seperti akses Internet atau remote LAN
- Layanan Frame Relay
- Layanan N ´ 64
- Layanan ATM
Akan tetapi, layanan-layanan tersebut mempunyai biaya yang relatif
lebih besar daripada teknologi DSL. Dengan DSL, kinerja layanan yang lebih
tinggi dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Akan tetapi, perlu adanya
dukungan terhadap layanan multiservice.
Multiservice bukan berarti mendukung
berbagai line code seperti 2B1Q, CAP,
atau DMT, melainkan kemampuan untuk mendukung adanya layanan lain seperti Frame Relay, IP/LAN, N ´ 64, dan ATM pada platform
DSLAM.
Model jaringan ini
akan menjelaskan bahwa DSL dari segi logika dapat mendukung multiple service. Dengan demikian, satu
infrastruktur jaringan dapat menyediakan berbagai jenis layanan.
Data dalam Jaringan Suara

Gambar di atas
menunjukkan sebuah jaringan ILEC/PTO yang dikonfigurasi untuk mendukung
transmisi data kecepatan rendah (28,8 kbps) atau sedikit lebih tinggi. Modem
analog digunakan pada sisi pemakai untuk sambungan kecepatan rendah ke local access network, tempat sebuah Digital Service Unit (DSU) atau Network Termination Unit (NTU) digunakan
untuk koneksi dijital yang lebih cepat, seperti 56/64 kbps atau T1/E1.
Untuk komunikasi kecepatan
tinggi, topologi dari CO akan berubah. Pada Modem analog, trafik data dapat
dibawa melalui switch telepon,
sedangkan pada kecepatan yang lebih tinggi, switch
akan diabaikan (bypass). Hal ini
terjadi karena switch telepon tidak
didesain untuk komunikasi data kecepatan tinggi.
Saluran data
kecepatan tinggi akan yang melalui local
loop akan melewati DACS (Digital
Access and Cross Connect System), yaitu alat yang mengijinkan saluran DSO
untuk di-route dan dikonfigurasi
secara manual, dan sistem transmisi.
DACS digunakan di seluruh jaringan sebagai basis transport dengan teknologi Time
Division Multiplexing (TDM).
Jadi, layanan data
kecepatan rendah dapat dengan mudah diintegrasikan ke jaringan POTS, sedangan
layanan data kecepatan tinggi perlu dikonfigurasikan sebuah jaringan dedicated yang mengabaikan switch.
Teknologi DSL jika
diterapkan dalam local loop akan
memungkinkan terjadinya akses kecepatan tinggi tanpa repeater. Jika layanan DSL diterapkan, data yang diterima CO akan mengabaikan
telephone switch dan dimasukkan
langsung ke inter-CO. Selain itu, dapat ditunjukkan bahwa teknologi packet dan cell multiplexing sebagai tambahan pada TDM yang diterapkan pada
DSLAM akan menghasilkan efisiensi bandwidth
yang lebih tinggi.
Diagram Referensi Jaringan
DSL

Gambar Diagram Referensi Jaringan DSL
Gambar di atas
menunjukkan multiservice DSLAM yang
berlokasi pada CO dan DSL Remote
Transceiver Unit (ATU-R). Perlengkapan data
networking yang diperlukan untuk menyediakan layanan DSL telah disebutkan
dalam komponen-komponen DSL di atas. Kecepatan transmisi dapat mencapai 7 Mbps,
tergantung dari peralatan yang digunakan, jarak loop, dan kondisi loop.
Model Referensi Layanan DSL

Gambar Model Referensi Layanan DSL
Dalam model referensi ini, ada 3 domain yang digambarkan, yaitu :
- Domain Network Service Provider (NSP)
- Domain Network Access Provider (NAP)
- Domain Service User (SU)
Perlengkapan DSL didasarkan pada model ADSL dan model yang
digambarkan di sini kompatibel dengan yang digunakan oleh ADSL Forum. DSL endpoint dikenal dengan nama ATU-R (ADSL Transceiver Unit – Remote). Unit CO
dikenal dengan nama ATU-C (ADSL Transceiver
Unit – Central Office).
Pengguna akan
menggunakan layanan dari NSP. Peran NAP adalah menyediakan interkoneksi anatar
SU dan NSP. NAP dan NSP biasanya adalah perusahaan yang berbeda.
Pengguna melakukan
koneksi ke NAP melalui DSL loop. Pada
wire center, data dijital
dikonsentrasikan sebelum dikirim melalui jaringan akses. Biasanya, trafik dari
DSLAM akan dikirimkan ke access node
di antara jaringan akses sebelum koneksi ke NSP. Pada NSP, digunakan suatu backbone untuk membatasi NSP dan NAP.
Model referensi
tersebut menyediakan akses ke jaringan yang independen dan multiple sehingga kontrol akses dan keamanan sangat penting. Setiap
layanan jaringan harus dirancang agar dapat membentuk jaringan privat yang
efektif dan terpisah membentang melewati NAP hingga lokasi pemakai.
Salah satu contoh
model penyediaan layanan pada platform
DSL, yaitu penyediaan layanan Frame Relay.

Gambar Model Referensi Layanan DSL untuk Frame Relay
Protokol Frame Relay dibawa melalui saluran DSL
dan dikonsentrasikan dalam DSLAM sebelum dikirim melalui jaringan akses.
Pengiriman ini dapat berupa Frame Relay
atau ATM. Dalam kasus ini, backbone hanya
berupa frame relay switch. Sambungan
ini dapat berupa saluran ATM yang mendukung frame
relay over ATM. DSLAM diperlukan
untuk mengkonsentrasikan Frame Relay
dan juga ATM interworking agar trafik
dapat dibawa sepanjang jaringan akses secara efisien. Dalam model referensi Frame Relay, data dipetakan ke PVC (Private Virtual Channel) untuk keperluan
kontrol akses dan keamanan.
Arsitektur Multiservice
Setiap layanan
mempunyai karakteristik yang berbeda. Arsitektur dari layanan multiservice ini mendukung berbagai
layanan yang simultan dengan hanya satu sistem yagn menggabungkan dan
mengirimkan data ke jaringan yagn berbeda.

Gambar Model Referensi Layanan DSL untuk Multiservice
Model referensi
yang ditunjukkan di atas adalah model referensi layanan DSL untuk multiservice. DSLAM dapat menyediakan
layanan untuk IP/LAN, Frame Relay,
dan ATM. Sebuah jaringan akses ATM digunakan untuk interkoneksi pengguna ke NSP
tanpa mempedulikan jenis layanan yang disediakan oleh service provider.
0 komentar:
Posting Komentar